Runtuhnya komunisme di Uni Soviet dan Eropa Timur tahun 1980-an mungkin merupakan perubahan paling penting di seluruh dunia selama setengah abad yang lampau. Negara-negara komunis bekerja dengan premis bahwa perencana-perencana pusat dalam pemerintahan adalah pengatur kegiatan ekonomi yang terbaik. Perencana-perencana inilah yang memutuskan barang dan jasa yang dihasilkan, seberapa banyak, serta siapa yang menghasilkan dan mengkonsumsi nya. Hal ini didasarkan atas teori yang mengatakan bahwa pemerintah dapat mengorganisasikan ekonomi sedemikian sehingga kemakmuran suatu negara dapat tercapai.
Sekarang ini, kebanyakan negara yang sebelumnya memiliki perekonomian yang tersentralisasi meninggalkan sistem tersebut dan mencoba mengembangkan perekonomian pasar. Dalam sebuah perekonomian pasar (market economy), keputusan-keputusan dari perencana yang terpusat digantikan dengan keputusan-keputusan dari jutaan perusahaan dan rumah tangga. Perusahaan memutusakan siapa yang akan dipekerjakan dan barang apa yang dihasilkan. Rumah tangga memutuskan akan bekerja di perusahaan apa dan akan membeli apa dengan pendapatan mereka. Perusahaan dan rumah tangga saling berinteraksi di pasar, di mana harga dan kepentingan pribadi memandu keputusan-keputusan yang mereka buat.
Sekilas, suksesnya perekonomian pasar mengundang pertanyaan. Bagaimanpun juga, dalam perekonomian pasar tidak ada satu pun pihak yang mengharapkan tercapainya kemakmuran masyarakat yang seutuhnya. Dalam pasar bebas terdapat banyak pembeli dan penjual dari berbagai barang dan jasa, dan semuanya memiliki kepentingan masing-masing. Kendati demikian, walaupun pengambilan keputusan terjadi secara sendiri-sendiri oleh pihak-pihak yang mementingkan diri sendiri, perekonomian pasar telah terbukti sukses dalam mengorganisasikan kegiatan ekonomi yang berhasil meningkatkan kemakmuran bersama.
Dalam bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nation yang terbit tahun 1776, Adam Smith merumuskan pengamatan yang paling terkenal di bidang ekonomi: semua rumah tangga dan perusahaan yang berinteraksi di pasar bertindak seolah-olah dibimbing oleh suatu "tangan tak tampak" (invisible hand) yang membawa mereka pada hasil-hasil yang dikehendaki di pasar. Seiring dengan anda mempelajari ekonomi, anda akan sadar bahwa harga-harga adalah alat yang digunakan oleh tangan tak tampak ini untuk mengatur kegiatan ekonomi. Harga mencerminkan nilai suatu barang bagi masyarakat, sekaligus biaya yang harus dibayar untuk membuat barang tersebut. Karena rumah tangga dan perusahaan mempertimbangkan harga saat mengambil keputusan untuk menjual dan membeli, tanpa sadar mereka memperhitungkan manfaat dan biaya dari tindakan mereka secara sosial. Hasilnya, harga-harga memandu para pengambil keputusan individu ini untuk mencapai hasil-hasil yang, dalam banyak kasus, memaksimalkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Ada hal yang harus diperhatikan berkenaan dengan kemampuan tangan tak tampak dalam memandu kegiatan ekonomi: Ketika pemerintah mencegah harga-harga untuk menyesuaikan diri secara alamiah terhadap permintaan dan penawaran, kemampuan tangan tak tampak untuk mengoordinasikan jutaan rumah tangga dan perusahaan yang menyusun perekonomian menjadi lumpuh. Hal ini menjelaskan mengapa pajak berdampak buruk pada alokasi sumber-sumber daya: Pajak merusak harga, dan otomatis juga merusak keputusan-keputusan perusahaan dan rumah tangga. Hal ini juga menjelaskan dampak-dampak lebih buruk yang disebabkan oleh berbagai kebijakan yang langsung mengontrol harga. Misalnya, pengontrolan biaya sewa. Dan hal itu juga menjelaskan mengapa komunisme gagal. Di negara komunis, harga tidak ditentukan di pasar, melainkan didikte oleh para perencana terpusat. Perencana terpusat ini tidak memiliki informasi yang tercermin dari harga ketika harga itu bebas untuk menanggapi kekuatan pasar. Perencana terpusat gagal karena mereka menjalankan perekonomian dengan satu tangan terikat di belakang mereka, yaitu tangan tak tampak itu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar