Jumat, 19 Februari 2016

PRINSIP EKONOMI 10: MASYARAKAT MENGHADAPI TRADEOFF JANGKA PENDEK ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN

PRINSIP EKONOMI 10: MASYARAKAT MENGHADAPI TRADEOFF JANGKA PENDEK ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN

Ketika pemerintah meningkatkan jumlah uang di dalam perekonomian, hasilnya adalah inflasi. Hasil yang lain, setidaknya dalam jangka pendek, adalah tingkat pengangguran yang lebih rendah. Kurva yang menggambarkan tradeoff jangka pendek antara inflasi dan pengangguran disebut kurva Phillips (Phillips curve), dinamai sesuai nama seorang ekonom yang pertama kali meneliti hubungan antara keduanya.

Kurva Phillips hingga sekarang terus menjadi topik yang kontroversial di antara kaum ekonom, tapi kebanyakan dari mereka setuju bahwa masyarakat menghadapi tradeoff jangka pendek antara inflasi dan pengangguran. Artinya sederhana: sepanjang periode satu atau dua tahun, banyak kebijakan ekonomi menekan inflasi dan pengangguran dari arah yang berlawanan. Para pembuat kebijakan menghadapi tradeoff ini, terlepas dari apakah inflasi dan pengangguran awalnya berada pada tingkat yang tinggi (seperti di AS pada tahun 1980-an) atau pada tingkat yang rendah (Seperti di AS pada akhir 1990-an), atau di antara kedua tingkatan tersebut.

Tradeoff antara inflasi dan pengangguran sifatnya hanyalah sementara, namun dapat berlangsung menahun. Oleh karena itu, kurva Phillips penting bagi kita agar bisa memahami banyak perkembangan di bidang perekonomian. Khususnya, kurva Phillips penting untuk memahami siklus bisnis (business cycle), fluktuasi yang tidak menentu dan tidak dapat ditebak dalam kegiatan ekonomi, sebagaimana diukur dari banyaknya orang yang bekerja atau jumlah barang dan jasa yang dihasilkan.

Para pembuat kebijakan dapat mengeksploitasi tradeoff jangka pendek antara inflasi dan pengangguran melalui beragam instrumen kebijakan. Dengan mengubah jumlah anggaran pembelanjaan negara, jumlah nilai pajak bagi pemerintah, dan jumlah uang yang dicetak, para pembuat kebijakan dapat mempengaruhi dampak kombinasi inflasi dengan pengagguran yang sedang dialami perekonomian suatu negara. Karena instrumen-instrumen pembuat kebijakan moneter dan fiskal memiliki kekuatan potensial yang besar, maka bagaimana instrumen-instrumen tersebut dapat digunakan oleh para pembuat kebijakan untuk mengendalikan perekonomian selalu menjadi topik yang akan mengundang perdebatan.

0 komentar:

Posting Komentar