Rabu, 17 Februari 2016

PRINSIP EKONOMI 2: BIAYA ADALAH APA YANG ANDA KORBANKAN UNTUK MENDAPATKAN SESUATU

PRINSIP EKONOMI 2: BIAYA ADALAH APA YANG ANDA KORBANKAN UNTUK MENDAPATKAN SESUATU

Karena semua orang menghadapi tradeoff, maka untuk mengambil keputusan kita harus membandingkan biaya dan manfaat dari setiap tindakan yang akan dilakukan. Dalam banyak kasus, biaya terkadang tidak terlihat terlalu jelas di awalnya.

Sebagai contoh, keputusan untuk duduk di bangku kuliah. Keuntungan nya adalah mendapatkan kepintaran dan berkesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Tapi pengorbanannya? Untuk menjawab pertanyaan ini, mungkin anda akan langsung menjumlahkan biaya yang harus dihabiskan untuk kuliah, buku pelajaran, biaya sewa tempat tinggal (indekos), dan uang makan. Meskipun begitu, jumlah ini bukanlah representasi yang sesungguhnya dari apa yang anda korbankan dalam setahun duduk di bangku kuliah.

Masalah yang pertama adalah hal-hal yang sebenarnya bukan merupakan biaya dari kuliah. Sekalipun tidak kuliah, anda tetap membutuhkan tempat untuk tidur dan makan. Biaya sewa tempat tinggal dan uang makan disebut biaya hanya karena keduanya menjadi lebih mahal pada masa anda kuliah, di kampus, daripada di tempat lain. Memang, biaya sewa tempat tinggal dan uang makan anda sekarang bisa jadi lebih daripada mereka yang tinggal atau kuliah di tempat lain. Jika begitu, maka sebenarnya selisih biaya sewa dan uang makan tersebut adalah keuntungan dari berkuliah, alih-alih biayanya.

Masalah kedua yang muncul adalah penghitungan biaya ini mengabaikan biaya terbesar dari kuliah, yaitu waktu. Ketika anda menghabiskan waktu setahun untuk mendengarkan kuliah, membaca buku teks, dan mengerjakan makalah, tidak bisa menggunakan waktu tersebut untuk bekerja. bagi kebanyakan mahasiswa, upah terbesar yang diberikan dari menghadiri kuliah adalah biaya tunggal terbesar dari pendidikan mereka.

Biaya kesempatan (opportunity cost) dari sesuatu adalah hal-hal yang harus anda korbankan untuk mendapatkannya. Ketika mengambil keputusan, misalnya untuk kuliah, siapa saja harus sadar akan biaya kesempatan yang mungkin menyertai setiap tindakan. Faktanya, mereka biasanya sadar akan hal itu. Atlet-atlet usiah kuliah yang bisa mendapatkan uang jutaan jika mereka berhenti sekolah dan masuk dunia profesional sepenuhnya sadar bahwa biaya kesempatan mereka untuk masuk kuliah sangatlah besar. Tidaklah mengherankan jika sering kali mereka berpendapat bahwa manfaatnya tidaklah sepadan dengan biayanya.

0 komentar:

Posting Komentar